Serune Kalee merupakan alat musik tradisional Indonesia dari daerah Aceh yang memiliki jenis bunyi Aerofon. Alat musik ini berperan penting dalam berbagai pertunjukan kesenian, upacara serta acara hiburan lainnya bagi masyarakat Aceh. Alat musik ini berbentuk mirip dengan terompet yang dimainkan sebagai instrumen utama diiringi gendrang, rapai dan sejumlah instrumen tradisional lainnya.
|
Serune Kalee |
Alat musik ini terbuat dari bahan kayu, yang mana kayu yang dipilih sebagai bahan dasarnya adalah yang memiliki karakter kuat dan keras, sekaligus ringan. Sebelum dibuat, kayu tersebut terlebih dahulu direndam selama tiga bulan. Setelah fase perendaman selesai, kayu dipangkas sehingga yang tersisa hanya bagian yang disebut sebagai ‘hati kayu’ yang kemudian dibor dan dibubut untuk membentuk lobang dengan diameter sekitar 2 cm. Setelah tercipta rongga, selanjutnya adalah tahap membuat lubang-lubang nada, yakni 6 lubang di bagian muka-atas sebagai interval nada, dan 1 lubang di bawah sebagai syarat terciptanya suara khas dari Serune Kalee.
Peralatan musik ini tidak hanya digunakan oleh masyarakat Aceh, tetapi ditemui juga dalam masyarakat Minangkabau, Agam dan beberapa daerah di Sumatra Barat. Bahkan persebaran perlengkapan ini mencapai Thailand, Srilanka dan Malaysia. Masing-masing daerah yang menggunakan alat musik ini memiliki variasi berbeda pada peralatan tersebut sehingga bentuk dan namanya juga bermacam-macam. Namun, diantara semua variasi Serune Kalee, terdapat kesamaan dalam nuansa suara yang dimunculkan, laras nada, vibrasi, volume suara dan juga dinamika suaranya.
Berdasarkan data yang ada, alat musik ini masuk bersamaan dengan masuknya Islam ke Aceh. Ada sebagian yang mengatakan peralatan ini berasal dari Tiongkok. Terlepas dari asumsi tersebut, pada sejarahnya Aceh memang merupakan kerajaan terbuka pada zaman dahulu. Ramainya pedagang yang datang dari luar negri, menjadikan Aceh dapat berkembang pesat diberbagai bidang. Salah satunya adalah bidang kesenian dengan corak Islam yang kental.